1. Kata
Kata adalah kumpulan huruf yang memiliki makna tertentu. Kata bisa juga berarti satuan bahasa terkecil yang bisa berdiri sendiri. Dalam KBBI (Kamus Besar Bahasa Indonesia) kata adalah unsur bahasa yang diucapkan atau dituliskan yang merupakan perwujudan suatu perasaan dan pikiran yang dapat dipakai dalam berbahasa.
A. Makna Kata
Makna adalah arti atau maksud yang tersimpul dari suatu kata. Ada beberapa istilah yang berhubungan dengan pengertian makna kata, yakni makna donatif, makna konotatif, makna leksikal, makna gramatikal.
a. Makna Denotatif
Sebuah kata yang mengandung makna denotatif yakni kata yang memiliki makna/arti sebenarnya, tidak mencampuri rasa, dan tidak berupa kiasan.
Misalnya : Ibu membeli kalung emas
Kata emas dalam kalimat diatas memiliki arti emas yang sebenarnya yaitu logam mulia yang bernilai/berharga.
b. Makna Konotatif
Makna konotatif adalah makna kata yang tidak lagi memiliki arti sebenarnya atau makna yang berupa kiasan,yang disertai nilai rasa.
Misalnya : Ardi adalah anak emas di keluarganya karena prestasinya yang bagus.
Pada kalimat diatas, kata emas bukan lagi bermakna sebuah logam mulia melainkan kesayangan/kebanggaan.
c. Makna Leksikal
Makna Leksikal ialah makna kata seperti yang terdapat dalam kamus. Makna leksikal juga berarti makana kata yang bersifat tetap dan tidak terikat dengan konteks kalimatnya (berdiri sendiri)..
Misalnya : Batin (hati), Belai (usap), Cela (cacat), rumah (bangunan untuk tempat tinggal)
d. Makna Gramatikal
Makna Gramatikal yaitu makna yang berubah ubah sesuai dengan konteks pemakaiannya. Makna lesikal juga dapat berarti sebagai kalimat yang maknanya diubah ubah sebagai hasil proses pelekatan,pengulangan dan juga terkait konteks pengguna.
Misalnya kata rumah bisa menjadi beberapa bentuk seperti pada contoh di bawah ini :
Rumah dinas,Rumah sakit,Rumah duka,Perumahan(makna gramatikal)
Ø Sejak dipilih menjadi gubernur dikota lain, ia kini tinggal disebuah rumah dinas.
Ø Sejak ia sakit demam,ia dirawat dirumah sakit.
Ø Setiap hari rumah duka itu tidak pernah kosong.
Ø Saat ini, Pemerintah sedang membangun perumahan untuk kelas menengah kebawah.
2. Kalimat
Kalimat memiliki arti satuan bahasa yang secara relatif berdiri sendiri, mempunyai pola intonasi final, dan secara aktual ataupun potensial terdiri atas klausa. Suatu kalimat terdiri dari S (subjek) dan P (predikat), dan jika diperluas pola kalimat terdiri dari S P O K atau subjek, predikat, objek, dan keterangan.
Kalimat terbagi menjadi dua jenis, yaitu kalimat tunggal dan kalimat majemuk. Pada kalimat majemuk, akan dibagi lagi menjadi kalimat majemuk setara, kalimat majemuk bertingkat, dan kalimat majemuk campuran.
A. Kalimat Tunggal
Kalimat tunggal adalah kalimat yang hanya terdiri atas dua unsur inti pembentukan kalimat (subjek dan predikat) dan boleh diperluas dengan unsur-unsur tambahan (objek dan keterangan) asalkan unsur tersebut tidak membentuk pola kalimat baru.
Contoh :
Kalimat Tunggal
|
Susunan Pola Kalimat
|
Ayah merokok.
Adik minum susu.
Ibu menyimpan uang di dalam laci.
|
S-P
S-P-O
S-P-O-K
|
B. Kalimat Majemuk
Kalimat majemuk adalah kalimat-kalimat yang mengandung dua pola kalimat atau lebih.
Berdasarkan sifat hubungannya, kalimat majemuk dapat dibedakan atas kalimat majemuk setara, kalimat majemuk bertingkat, dan kalimat majemuk campuran.
a. Kalimat Majemuk Setara
Kalimat majemuk setara adalah kalimat majemuk yang hubungan antara pola-pola kalimatnya sederajat. Kalimat majemuk setara terdiri atas:
a. Kalimat majemuk setara menggabungkan. Biasanya menggunakan kata-kata tugas: dan, serta, lagipula, dan sebagainya.
Misalnya: Siska anak yang baik lagi pula sangat pandai.
b. Kalimat majemuk serta memilih. Biasanya memakai kata tugas: atau, baik, maupun.
Misalnya: Bapak minum teh atau Bapak makan nasi.
c. Kalimat majemuk setara perlawanan. Biasanya memakai kata tugas: tetapi, melainkan.
Misalnya: Dia sangat rajin, tetapi adiknya sangat
pemalas.
b. Kalimat Majemuk Bertingkat
Kalimat majemuk Bertingkat adalah kalimat yang memiliki 2 klausa yang kedudukannya tidak setara atau sederajat dimana salah satu klausa sebagai induk kalimat dan klausa yang lain merupakan anak kalimat. klausa pada kalimat majemuk bertingkat tidak bisa berdiri sendiri (Anak kalimat) klausa ini membutuhkan klausa lain (Induk kalimat) dan apabila dipisah salah satu klausa yaitu anak kalimat akan tidak memiliki arti.
Contoh:
Gempa yang sangat kuat terjadi di Aceh sehingga memporak porandakan tempat itu.
Induk kalimat = Gempa yang sangat kuat terjadi di Aceh (bisa berdiri sendiri)
Anak kalimt = Sehingga memporak porandakan tempat itu (tidak bisa berdiri sendiri)
c. Kalimat Majemuk Campuran
Kalimat majemuk campuran ialah kalimat majemuk yang merupakan gabungan dari kalimat majemuk setara dengan kalimat majemuk bertingkat. Dalam kalimat majemuk campuran, sekurang-kurangnya terdiri dari tiga kalimat tunggal.
Contoh:
Pekerjaan itu sudah selesai ketika ayah datang dari kantor dan ibu sudah menidurkan adik.
1. Pekerjaan itu sudah selesai (Induk kalimat)
2. Ayah datang dari kantor (Anak kalimat)
3. Ibu sudah menidurkan adik (Anak kalimat)
Sumber :